Kelompok militan di Aljazair yang
bersumpah setia terhadap Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS),
mengaku telah mengeksekusi warga Prancis, Herve Gourdel.
Grup yang menamakan dirinya Jund al-Khilafa, atau bermakna pasukan
khalifah mengeksekusi Gourdel dengan metode yang sama seperti ISIS.
Dikutip dari laman Dailymail, Kamis 25 September 2014,
aksi sadis itu direkam dalam sebuah video dan dirilis ke publik. Video
itu berjudul "A Message in Blood for the French Government" dan
berdurasi 4 menit 46 detik.
Dalam video tersebut, pelaku mengatakan alasan mereka mengeksekusi
Gourdel, karena Prancis tidak menggubris ancaman mereka untuk
menghentikan serangan udara di Irak.
Padahal, dalam video propaganda sebelumnya, Jund al-Khilafa meminta
Pemerintah Prancis, agar tidak lagi melanjutkan serangan udara bersama
Amerika Serikat ke Irak.
Video yang dirilis ke publik itu hanya berselang 30 menit, usai
Presiden Barack Obama menyampaikan pidatonya di Markas PBB, New York,
yang berisi sumpah akan memberantas habis ISIS. Obama selesai berpidato
pukul 10.38 waktu setempat, sedangkan video eksekusi Gourdel dirilis
sekitar pukul 11.09.
"Ini dia seorang penjahat Prancis yang begitu penuh kebencian
terhadap Muslim, lalu mendatangi kami dengan sebuah baju baru. Agresi
terhadap kaum Muslim di Mali, seakan belum cukup untuk itu. Sebelumnya,
mereka juga melakukan hal serupa di Aljazair. Mereka menghancurkan,
menebar bibit dan menyebarkan korupsi, melanggar kehormatan, melarang
penggunaan jilbab, memerangi siapa pun yang pindah agama menjadi Islam,
melalui aturan hukum dan membunuh kaum Muslim," papar Jund al-Khilafa.
Video itu diakhiri dengan kalimat bahwa darah warga Prancis sama murahnya dengan darah Presiden Francois Hollande.
"Hal itu terjadi, karena kalian juga membuat darah kaum Muslim
untuk perempuan dan anak-anak di Irak dan Suriah, serta negara lain
terlihat begitu," tambah kelompok tersebut.
Empat orang yang terlihat mengenakan penutup wajah berwarna hitam,
lalu mengeksekusi Gourdel. Eksekusi tidak direkam, namun kemudian salah
seorang anggota kelompok militan itu memegang kepala Gourdel yang telah
dipenggal.
Prancis terkejut
Aksi menyeramkan itu membuat Presiden Hollande terkejut. Saat video
tersebut dirilis, dia sedang berada di markas PBB, New York, dan siap
menyampaikan pidato. Hollande terlihat begitu emosional, ketika
mengumumkan bahwa salah seorang warganya baru saja dieksekusi kelompok
loyalis ISIS.
Walau begitu, Hollande bersumpah aksi itu tidak akan membuat Prancis mundur melawan aksi terorisme.
"Prancis akan melalui peristiwa pembunuhan menyeramkan salah satu
warganya. Namun, Prancis tidak akan menyerah terhadap aksi pemerasan
semacam ini," tegas Hollande.
Dia melanjutkan, peperangan terhadap terorisme harus dilanjutkan dan ditingkatkan.
"Kami akan terus melanjutkan perang melawan terorisme di mana pun,
khususnya terhadap kelompok yang kami sebut Negara Islam yang telah
menyebarkan kematian di Irak dan Suriah, mengancam keberadaan umat
manusia, mengeksekusi kaum minoritas, memenggal, dan memperkosa," tambah
dia.
Ini merupakan eksekusi keempat terhadap warga negara barat sebagai
dampak dari aksi serangan udara ke markas ISIS di Irak dan Suriah.
Sebelumnya, ISIS mengeksekusi dua jurnalis AS, James Wright Foley dan
Steven Sotloff, serta satu warga Inggris, David Haines. ISIS mengancam
akan segera mengeksekusi satu warga Inggris lainnya yakni Alan Henning.
Jund al-Khilifa mengatakan merespons seruan ISIS untuk membunuh warga negara AS dan sekutunya, sebagai bentuk balasan atas serangan udara yang dilakukan di markas ISIS di Suriah dan Irak.
Gourdel diculik oleh Jund al-Khilifa pada Minggu kemarin,
ketika tengah melakukan pendakian di Taman Nasional Djurdjura. Gourdel
baru tiba di Aljazair pada Sabtu, dan berencana melakukan pendakian
selama 10 hari. Sehari-hari Gourdel diketahui bekerja sebagai pemandu di
Taman Nasional Mercantour, bagian utara kota Nice, Prancis.
Ketika video penculikan Gourdel dirilis, Pemerintah Aljazair
mengerahkan sekitar 1.500 tentara untuk mencari keberadaannya, namun
gagal.
Kelompok Jund al-Khilifa, sebelumnya diketahui merupakan sempalan
dari Al-Qaeda dan bernama Al-Qaeda Mahreb Islam (AQIM). Namun, pada 14
September lalu, mereka mengangkat sumpah setia terhadap ISIS. Mereka
aktif di bagian utara dan sebagian di barat Afrika. (asp)
Sumber : Viva.co.id
Sumber : Viva.co.id
Terima kasih telah membaca artikel tentang
Warga Perancis Yang Dieksekusi Oleh Kelompok ISIS
di blog
Kabar Berita
jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.