PO, Pagar Alam -Minggu pagi 30 Maret 2013, tujuh pemuda pecinta alam asal Kota
Pagaralam, Sumatera Selatan, terlihat berjalan menyusuri tebing dan
jalur pendakian menuju Gunung Dempo.
Dalam perjalanan alam kali ini, tujuh pemuda berniat untuk menghabiskan libur akhir pekan itu dengan menikmati pemandangan alam kawah letusan Gunung Dempo. Setelah delapan jam berjalan, akhirnya ketujuh pemuda itu tiba jua di puncak gunung bersejarah itu.
Rasa lelah, lapar dan haus yang mendera selama perjalanan pun sirna tatkala di hadapan mereka terhampar sebuah kawah vulkanik dengan air kebiruan berhias lembayung pancaran dari sinar mentari.
Puas dan rasa senang mendera, mereka pun memutuskan untuk duduk-duduk dan mengabadikan pemandangan yang tak pernah mereka jumpai di tempat lain.
Namun, tanpa disadari, maut mengintai, salah satu pemuda anggota kelompok itu tiba-tiba menghilang setelah sempat berpamitan untuk menyisiri tepian bibir kawah sisa letusan Dempo.
Enam pemuda lainnya baru menyadari rekannya telah hilang setengah jam kemudian. Mereka pun berusaha memanggil dan mencari. Tapi, semua itu sia-sia.
Sahabat keenam pemuda itu baru ditemukan beberapa hari kemudian oleh tim SAR setelah mendapatkan laporan tentang hilangnya korban. Tim SAR menemukan korban sudah tak bernyawa di dasar kawah dalam kondisi tubuh mengambang di permukaan air kawah.
Operasi evakuasi jasad korban pun akhirnya digelar. Sayangnya, jasad korban tak bisa dievakuasi dari kawah.
"Karena Gunung Dempo itu masih aktif sering terjadi ledakan besar di kawah. Sehingga sangat tidak dimungkinkan untuk membawa jenazah," kata Kepala Seksi Logistik BPBD Pagaralam, Kusmi Effendi, mengisahkan kepada VIVA.co.id, Kamis 12 Maret 2015.
Tak seorang pun yang berani dan mampu menuruni tebing kawah untuk mengevakuasi jenazah. Selain kondisi tebing yang sangat curam, di tebing kawah banyak ditemukan belerang dengan kadar racun yang mematikan.
"Jadi, kami memutuskan tidak bisa melakukan pengangkatan jenazah pada waktu itu. Selain kurang tenaga, alat-alat juga kurang, ditambah lagi gas beracun dari belerang kawah," ungkap Kusmi Efendi.
Operasi evakuasi jenazah pendaki itu pun dihentikan dan jenazah dengan sangat terpaksa dibiarkan abadi bersama ganasnya kawah Gunung Dempo.
Sumber : Viva.co.id
Dalam perjalanan alam kali ini, tujuh pemuda berniat untuk menghabiskan libur akhir pekan itu dengan menikmati pemandangan alam kawah letusan Gunung Dempo. Setelah delapan jam berjalan, akhirnya ketujuh pemuda itu tiba jua di puncak gunung bersejarah itu.
Rasa lelah, lapar dan haus yang mendera selama perjalanan pun sirna tatkala di hadapan mereka terhampar sebuah kawah vulkanik dengan air kebiruan berhias lembayung pancaran dari sinar mentari.
Puas dan rasa senang mendera, mereka pun memutuskan untuk duduk-duduk dan mengabadikan pemandangan yang tak pernah mereka jumpai di tempat lain.
Namun, tanpa disadari, maut mengintai, salah satu pemuda anggota kelompok itu tiba-tiba menghilang setelah sempat berpamitan untuk menyisiri tepian bibir kawah sisa letusan Dempo.
Enam pemuda lainnya baru menyadari rekannya telah hilang setengah jam kemudian. Mereka pun berusaha memanggil dan mencari. Tapi, semua itu sia-sia.
Sahabat keenam pemuda itu baru ditemukan beberapa hari kemudian oleh tim SAR setelah mendapatkan laporan tentang hilangnya korban. Tim SAR menemukan korban sudah tak bernyawa di dasar kawah dalam kondisi tubuh mengambang di permukaan air kawah.
Operasi evakuasi jasad korban pun akhirnya digelar. Sayangnya, jasad korban tak bisa dievakuasi dari kawah.
"Karena Gunung Dempo itu masih aktif sering terjadi ledakan besar di kawah. Sehingga sangat tidak dimungkinkan untuk membawa jenazah," kata Kepala Seksi Logistik BPBD Pagaralam, Kusmi Effendi, mengisahkan kepada VIVA.co.id, Kamis 12 Maret 2015.
Tak seorang pun yang berani dan mampu menuruni tebing kawah untuk mengevakuasi jenazah. Selain kondisi tebing yang sangat curam, di tebing kawah banyak ditemukan belerang dengan kadar racun yang mematikan.
"Jadi, kami memutuskan tidak bisa melakukan pengangkatan jenazah pada waktu itu. Selain kurang tenaga, alat-alat juga kurang, ditambah lagi gas beracun dari belerang kawah," ungkap Kusmi Efendi.
Operasi evakuasi jenazah pendaki itu pun dihentikan dan jenazah dengan sangat terpaksa dibiarkan abadi bersama ganasnya kawah Gunung Dempo.
Sumber : Viva.co.id
Terima kasih telah membaca artikel tentang
Jasad Dibiarkan Abadi Di Kawah Gunung Dempo
di blog
Kabar Berita
jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.